Senin, 15 September 2014
Ini Dia Penyebab Rusaknya Jalan Nasional Kebumen-Purworejo
Bagaimana Ini Bung Ganjar ???
Suara Garuda;-
JATENG- Selama ini,
kerusakan yang terdapat pada ruas jalan Pantura Jawa Tengah (Jateng), termasuk
kerusakan yang kerap terjadi pada ruas jalan nasional Kebumen-Purworejo, adalah
berupa distorsi, alur, keriting, sungkur, amblas dan kegemukan.
Menurut Koordinator Barisan Rakyat Anti Korupsi (Barak), Danil’s, kerusakan
berupa distorsi, adalah merupakan jenis kerusakan lentur atau flexible yang terjadi karena lemahnya tanah
dasar, dan pemadatan yang kurang pada lapis pondasi, sehingga terjadi
tambahan pemadatan akibat beban lalu lintas.
“Selain kerusakan berupa distorsi, ada pula kerusakan berupa alur (ruts). Alur itu umumnya terjadi pada
lintasan roda sejajar dengan as jalan, yang menjadi tempat menggenangnya air
hujan. Hal ini dapat mengurangi tingkat kenyamanan, karena dapat menimbulkan
retak-retak,” katanya.
Kata Danil’s, kerusakan berupa alur bisa saja disebabkan karena lapis perkerasan
yang kurang padat, sehingga terjadi penambahan pemadatan akibat repetisi beban lalu lintas pada lintasan
roda kendaraan. “Bisa juga karena campuran aspal stabilitas rendah sehingga menimbulkan
deformasi plastis. Penyebab lainnya,
bisa juga karena rendahnya stabilitas campuran yang dapat berasal dari terlalu
tingginya kadar aspal, terlalu banyak menggunakan agregat halus, agregat bulat
dan licin, aspal yang dipakai mempunyai penetrasi yang tinggi, dan pembukaan lalu
lintas sebelum perkerasan mantap,” jelasnya.
Kemudian ada pula indikasi kerusakan berupa keriting dan sungkur (shoving). “Deformasi plastis ini kerap terjadi
setempat, yakni ditempat kendaraan sering berhenti, kelandaian curam, dan
tikungan tajam. Kerusakan dapat terjadi dengan atau tanpa retak. Sedangkan penyebabnya
sama dengan keriting. Kerusakan ini hanya bisa diperbaikan dengan membongkar
dan melakukan pelapisan kembali,” tandasnya.
Kerusakan lain, lanjutnya, adalah berupa amblas (grade depression), yang terjadi setempat/tertentu dengan atau tanpa
retak. Kerusakan ini, katanya, dapat terdeteksi dengan adanya air yang
tergenang. “Amblas itu diantaranya bisa disebabkan oleh beban kendaraan yang
melebihi daya tahan konstruksi jalan. Tapi bisa juga disebabkan karena pelaksanaan
pembangunan jalan yang kurang baik, atau penurunan bagian perkerasan yang
dikarenakan tanah dasar mengalami settlement,”
jelasnya lagi.
Sementara kerusakan berupa kegemukan, katanya, bisa terjadi karena pada
temperatur tinggi aspalnya menjadi lunak, dan akan terjadi jejak roda.
“Kerusakan ini dapat disebabkan karena pemakaian kadar aspal yang tinggi pada
campuran aspal, dan bisa juga karena pemakaian terlalu banyak aspal pada
pengerjaan prime coat/teak coat. Kalau pelaksana cepat
mengatasinya dengan menaburkan agregat panas dan kemudian dipadatkan, atau
lapis aspal diangkat dan diberi lapisan penutup, maka kerusakan seperti itu
tidak perlu terjadi,” pungkasnya.
Hal lain yang menurut Barak menyebabkan ruas jalan disepanjang Pantura Jateng
dan Kebumen-Purworejo, adalah pekerjaan konstruksi yang kurang memperhatikan
kemiringan melintang jalan. Sehingga ketika hujan, air tidak lancar megalir ke
selokan samping, dan perlahan meresap kedalam hingga merusak konstruksi sampai
lapisan tanah dasar.
Karenanya, Danil’s mempertanyakan komitmen Gubernur Jawa Tengah (Jateng),
Ganjar Pranowo dan jajaran dalam melakukan pengawasan atas penyelenggaraan
anggaran APBN dan APBN-P bagi pembangunan, rehabilitasi/rekonstruksi,
peningkatan, pemeliharaan berkala, dan pemeliharaan rutin jalan dan jembatan di
Prov.Jateng.
“Anggaran APBN dan APBN-P yang dikucurkan Kementerian PU melalui Satker
Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah I Prov.Jateng bagi pembangunan,
rehabilitasi/rekonstruksi, peningkatan, pemeliharaan berkala, dan pemeliharaan
rutin jalan dan jembatan untuk Prov.Jateng dalam 3 tahun terakhir itu sangat
besar, yakni sebesar Rp.1,545 triliun. Anggaran itu terdiri atas TA 2014
sebesar Rp.641 miliar, TA 2013 sebesar Rp.466,9 miliar, dan TA 2012 sebesar Rp.437
miliar. Makanya kami mempertanyakan komitmen Gubernur Jateng dan jajarannya
dalam mengawasi pelaksanaan anggaran oleh Satker PJN Wilayah I Jateng,” katanya
mengkhawatiran bocornya anggaran tersebut. “Kami khawatir dana itu bocor,”
tandasnya. (Redaksi)*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Oleh: M Hatta Taliwang PERISTIWA Gerakan 30 September sudah 48 tahun berlalu. Tokoh-tokoh yang terlibat atau dituduh terlibat mungkin ...
-
Ini Kebijakan Pemerintah atau Begundal Kapitalis? Analisis Oleh: Danil’s PEMERINTAHAN SBY-Budiono kembali menunjukan sikap ti...
-
SUARA GARUDA; - Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Anwar Adnan Saleh, mengancam akan melaporkan kontraktor pelaksana pembangunan jembat...
-
Soal Potensi Kerugian Sekitar Rp 2,387 Triliun Jakarta_Barakindo - Direksi Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) ...
-
Oleh: M Hatta Taliwang MUNGKIN kata Tanah Tumpah Darahku dalam syair lagu Indonesia Raya mesti dibuang. Karena selama Indonesia merdek...
-
Suara Garuda ; JAKARTA - Ditengah gencarnya desakan pencopotan terhadap Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Pada...
-
Suara Garuda ;- JAKARTA - Setelah melaporkan kasus dugaan korupsi atas penyelenggaraan anggaran pemeliharaan rutin jalan dan jembatan...
0 komentar:
Posting Komentar