Selasa, 19 Maret 2013
Belum Juga Setahun, Proyek Peningkatan Pelayanan TPA Cilowong Hancur
SUARA GARUDA-
Belum juga genap berusia setahun, fisik proyek Peningkatan
Pelayanan TPA Cilowong sudah hancur. Anggaran yang telah digelontorkan negara
lewat Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi
Banten pada Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum sebesar
Rp.14,7 miliar pun terancam sia-sia.
Pantauan pada Senin (18/3/2013), dari kejauhanpun sudah terlihat karpet
plastik besar pada bak utama sudah berantakan. Begitu pula dengan pipa-pipa
paralon yang semula berdiri tegak, kini sudah tampak berserakan. Kondisi itu
membuat air limbang (licit) dari
sampah leluasa mengalir langsung ke saluran irigasi dan persawahan warga tanpa
tersaring.
Salah seorang petani yang juga Ketua Aliansi Masyarakat Peduli Sampah
(Ampas), Muhdi, menyesalkan kondisi yang ada. “Dua hari saja tidak hujan, air yang
mengalir ke persawahan jadi menghitam dan berbusa. Ini jelas merugikan bagi
kami para petani,” tegasnya.
Menurutnya, saat ini para petani akan segera memasuki masa panen,
karena padi sudah mulai menguning. “Usai panen, kami langsung menggarap kembali
untuk mengejar musim tanam kedua (gadu). Tapi kalau kondisinya seperti ini,
mana bisa sawahnya digarap. Karena pengalaman kami dari kejadian yang lalu,
kalau menanam pada kondisi air tercemar limbah sampah, bibitnya pada mati,”
jelasnya.
Karenanya, ia meminta Kementerian PU segera membenahi kerusakan yang
ada, agar tidak terkesan menghambur-hamburkan uang negara, merusak lingkungan
dan menyengsarakan para petani. “Proyek itu kan
ditangani oleh Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman. Jadi sudah
seharusnya mencerminkan nama Satkernya sendiri, jangan malah sebaliknya,”
katanya.
Seperti diketahui, proyek Peningkatan Pelayanan TPA Cilowong, di Kota
Serang, Banten, sejak awal menuai kontroversi, karena dinilai hanya
menghambur-hamburkan uang negara. Terlebih setelah pelaksana proyek tersebut
mengeruk gunung Tempurung yang menjadi sumber mata air bagi warga yang bermukim
disekitar TPA Cilowong. Hal itu diperparah lagi dengan adanya ulah oknum
kontraktor yang disinyalir membuang air limbah tanpa disaring terlebih dahulu.
Proyek Peningkatan Pelayanan TPA Cilowong sendiri telah menelan
anggaran hingga Rp.14,7 miliar, yang terdiri atas Rp.9,5 miliar pada TA 2011
dan Rp.5,2 miliar pada TA 2012 lalu. Proyek itu berada dibawah pengelolaan
Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) Provinsi Banten yang
beralamat di Jl.Empat Lima No.02, Kaujon Singandaru, Kota Serang, Banten yang
kini di komandoi Kepala Satkernya, Tatang Hadiyat,ST,MT. (Redaksi)*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Oleh: M Hatta Taliwang PERISTIWA Gerakan 30 September sudah 48 tahun berlalu. Tokoh-tokoh yang terlibat atau dituduh terlibat mungkin ...
-
Ini Kebijakan Pemerintah atau Begundal Kapitalis? Analisis Oleh: Danil’s PEMERINTAHAN SBY-Budiono kembali menunjukan sikap ti...
-
SUARA GARUDA; - Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Anwar Adnan Saleh, mengancam akan melaporkan kontraktor pelaksana pembangunan jembat...
-
Soal Potensi Kerugian Sekitar Rp 2,387 Triliun Jakarta_Barakindo - Direksi Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) ...
-
Oleh: M Hatta Taliwang MUNGKIN kata Tanah Tumpah Darahku dalam syair lagu Indonesia Raya mesti dibuang. Karena selama Indonesia merdek...
-
Suara Garuda ; JAKARTA - Ditengah gencarnya desakan pencopotan terhadap Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Pada...
-
Suara Garuda ;- JAKARTA - Setelah melaporkan kasus dugaan korupsi atas penyelenggaraan anggaran pemeliharaan rutin jalan dan jembatan...
0 komentar:
Posting Komentar