Senin, 10 November 2014

Kadin Bandara Soetta Terbentuk Dari Rasa Keprihatinan



Estafet Kepemimpinan Berjalan Baik

Suara Garuda;-
BANTEN- Sejak terbentuk hingga sekarang, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bandara Soekarno Hatta (Soetta), terus mengambil langkah-langkah inovatif dalam membangun organisasi yang menaungi para pengusaha daerah di Bandara Internasional tersebut. Hal itu terlihat dari terus bertambahnya para pengusaha yang bergabung dan menjadi motor penggerakan organisasi.

Diketahui, Kadin Bandara Soetta terbentuk dari rasa keprihatinan melihat tidak adanya para pengusaha Banten yang menjalankan kegiatan usaha di lingkungan Bandara Internasional terbesar di Indonesia tersebut.

Umumnya para pengusaha yang menjalankan kegiatan di Bandara Soetta berasal dari Jakarta yang menggunakan Kartu Anggota (KTA) Kadin DKI. Bahkan, beberapa cabang asosiasi dan gabungan menginduk ke DKI. Begitu pula dengan Kadin Kab/Kota Tangerang yang ketika itu seakan tidak berdaya.

“Sejak berdiri (1972), eksistensi kedua cabang Kadin tersebut tidak begitu terasa disana. Sehingga pengakuan Angkasa Pura (AP2) pun masih sebelah mata. Mereka tidak tahu apa itu Kadin,” ujar Pjs Ketua Kadin Banten, h.Iyus Yusuf Suptandar, BBA, Senin (10/11/2014).

Ia juga menjelaskan, hingga kini pun masih ada pihak yang tidak mau Kadin eksis di Bandara Soetta, terlebih Kadin Cabang Bandara. Kepengurusan Kadin Bandara saat itu, lanjutnya, merupakan terobosan sementara waktu hingga mapan. Dan hari ini pun, katanya lagi, Kadin Bandara sudah dipimpin oleh Ketua Harian yang eksis. “Ini semua dilakukan dalam rangka estafet kepemimpinan. Banyak Waketum Kadin Banten yang duduk disana. Para pengusaha disana pun banyak yang bersedia bergabung,” jelasnya.

Menanggapi legalitas Kadin Bandara, secara bijak Iyus menjelaskan, soal pengakuan pemerintah dan dunia usaha, Kadin Bandara Soetta bahkan diresmikan oleh Gubernur Banten (saat itu Hj.Ratu Atut Chosiyah-Red). “Hanya Direksi AP2 yang diwakili oleh GM Cargo. Sementara otoritas Bandara dihadiri langsung oleh Kepala Otoritasnya, karena memang beliau yang memberikan semangat agar Kadin Bandara dibentuk,” terangnya.

Dijelaskan pula, saat Rapimnas Kadin di Jogja, Kadin Bandara diusulkan, namun ditentang habis oleh Kadin DKI yang telah lama “berkuasa” di Bandara Soetta. “Tapi akhirnya Rapimnas memutuskan lanjut disetujui dalam hasil Munas tersebut,” jelasnya lagi.

Saat dibentuk maupun setelah dua tahun terbentuk, kata pria low profile itu, tidak ada protes resmi dari Kadin cabang lainnya. “Protes itu baru mencul sekarang menjelang Musprov. Jadi, ironis sekali kalau sampai Kadin Bandara Soetta dibubarkan. Begitu pula soal siapapun yang terpilih nanti, mau membubarkan atau tidak? Semua berpulang pada kewibawaan Kadin yang dipimpinnya, mau maju terus atau bubar,” katanya menegaskan, agar Kadin Bandara Soetta tidak diseret ke ranah politik praktis, sehingga merugikan para pelaku usaha di Banten, khususnya di Bandara yang selama ini tidak terjangkau.

Iyus juga mengingatkan, bahwa sebagian besar pengusaha lama di Bandara tidak suka dengan keberadaan Kadin Bandara Soetta yang memulai eksistensinya hanya dengan 40 anggota. “Demikian juga dengan pihak AP2. Lalu apa sebenarnya yang salam dengan Kadin Bandara Soetta,” pungkasnya.

Sebelumnya, mantan Bupati Lebak, H.Mulyadi Jayabaya, yang sudah mendeklarasikan diri menjadi salah satu calon Ketua Kadin Banten, berniat membubarkan Kadin Bandara Soetta. Ia berencana melebur Kadin Bandara Soetta kedalam Kadin Kab/Kota Tangerang. (Redaksi)*

0 komentar:

Berita Populer

Pengunjung Suara Garuda